Saya dapat beberapa pertanyaan yang intinya hampir mirip di instagram @paw_learning belakangan ini.
"Kak, gimana sih cara ngomong pas jadi WL?"
"Kak, aku suka bingung harus ngomong apa kalo udah di atas panggung waktu WL."
"Kak ajarin caranya merangkai kata-kata dong."
Oke, akan saya kasih ilmunya di tulisan saya kali ini.
Saya biasa menyebut hal ini sebagai TEKHNIK BERNARASI.
Ya, yang kalian sebut dengan istilah 'ngomong' dan 'merangkai kata-kata' waktu kalian tugas WL adalah bernarasi. Dan ternyata sebagai WL kita nggak boleh asal cuap-cuap sembarangan, alias nggak boleh salah dalam bernarasi. Kenapa? Sebelum bahas lanjut, saya kasih pengertian dulu tentang narasi.
Arti kata narasi. (dalam konteks pelayanan altar)
Narasi adalah kalimat motivasi yang diucapkan oleh WL saat bertugas di atas panggung.
Aturan narasi.
1. Harus bersifat membangun, tidak boleh menjatuhkan.
1. Harus bersifat membangun, tidak boleh menjatuhkan.
Beberapa kesalahan fatal adalah saat seorang WL mengucapkan narasi yang nggak perlu untuk diucapkan.
Misalnya, "Wah, kok kurang semangat nyanyinya. Belom makan ya?", atau "Mari angkat tangan kita. Keteknya basah nggak apa-apa, ketek kita basah dan berkeringat untuk Tuhan."
Sebenernya kalimat-kalimat seperti itu bahaya untuk diucapkan di atas mimbar. Mungkin sebagai solusinya, kita bisa pakai kalimat dan pemilihan kata yang lebih baik.
Misalnya, "Sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan, saya yakin kita bisa lebih semangat lagi untuk memuji Dia, penebus kita." atau, "Sebab kami mau mengangkat tangan kami di hadapanMu Tuhan. Apapun yang menjadi keadaan kami, kami akan terus melakukannya bagi Tuhan."
2. Berisi firman Tuhan
Narasi yang baik adalah narasi yang dihasilkan dari firman Allah. Kitab Mazmur adalah kitab yang sangat baik untuk kita jadikan bahan ajar bernarasi.
Jadi di dalam bernarasi, seorang WL tidak boleh mengucapkan kalimat yang terlalu panjang. Karena jika terlalu panjang mengucapkan narasi yang adalah firman Tuhan, maka kesannya akan seperti sedang berkhotbah. Padahal tugas seorang WL adalah sebagai pemimpin penyembahan. Bukan seorang pengkhotbah.
Jangan juga sebuah kesaksian pribadi. Jika ingin menyaksiakan sesuatu, lakukanlah saat kita tidak sedang bertugas sebagai WL.
Jadi sebenarnya kalian tidak perlu khawatir kalau kalian tidak bisa bernarasi dengan kalimat yang panjang. Karena memang tidak harus panjang. Yang penting setiap kalimat yang kita ucapkan memiliki bobot yang baik.
3. Tujuannya kepada Tuhan, bisa juga kepada jemaat
Narasi bisa ditujukan kepada Tuhan.
Misal, "Kami nyatakan Engkaulah Tuhan kami. Untuk itu kami mau terus menyembah Tuhan, Raja Kami."
"Sebab kasih setiaMu tiada batasnya, Tuhan. Kami mengangkat tangan kami, tanda bahwa kami ingin berada dekat dengan pribadiMu."
Narasi juga bisa ditujukan kepada jemaat.
Misal, "Shalom, pagi hari ini adalah pagi yang luar biasa untuk kita menyembah Tuhan bersama."
"Mari salam kanan kiri anda, katakan, Tuhan Yesus baik."
"Sebab Dia adalah Allah yang layak kita tinggikan. Yang setuju boleh beri tepuk tangan dan sorak-sorai bagi Dia."
Kalian bisa memadukan 2 hal ini. Ada kalanya kita bernarasi bagi Tuhan, ada kalanya bagi jemaat.
4. HARUS SESUAI TEMA
Sebelum baca di poin ini, sebaiknya kalian baca dulu tulisan saya ini ↓
https://belajarpaw.blogspot.co.id/2018/04/ilmu-worship-leader-fungsi-wl-dan-tema.html
Sering banget seorang WL bernarasi nggak sesuai tema nih. Lagunya tema apa, narasinya selalu pake kalimat "Saya percaya bla bla bla."
Kalau tema lagunya tentang iman/percaya sih nggak masalah kita pakai kalimat itu. Tapi nggak semua lagu dan semua tema bisa menggunakan kata-kata "Saya percaya"
Mari sesuaikan setiap kalimat yang kita ucapkan dengan tema yang kita bawa ya.
Cara melatih bernarasi
2. Berisi firman Tuhan
Narasi yang baik adalah narasi yang dihasilkan dari firman Allah. Kitab Mazmur adalah kitab yang sangat baik untuk kita jadikan bahan ajar bernarasi.
Jadi di dalam bernarasi, seorang WL tidak boleh mengucapkan kalimat yang terlalu panjang. Karena jika terlalu panjang mengucapkan narasi yang adalah firman Tuhan, maka kesannya akan seperti sedang berkhotbah. Padahal tugas seorang WL adalah sebagai pemimpin penyembahan. Bukan seorang pengkhotbah.
Jangan juga sebuah kesaksian pribadi. Jika ingin menyaksiakan sesuatu, lakukanlah saat kita tidak sedang bertugas sebagai WL.
Jadi sebenarnya kalian tidak perlu khawatir kalau kalian tidak bisa bernarasi dengan kalimat yang panjang. Karena memang tidak harus panjang. Yang penting setiap kalimat yang kita ucapkan memiliki bobot yang baik.
3. Tujuannya kepada Tuhan, bisa juga kepada jemaat
Narasi bisa ditujukan kepada Tuhan.
Misal, "Kami nyatakan Engkaulah Tuhan kami. Untuk itu kami mau terus menyembah Tuhan, Raja Kami."
"Sebab kasih setiaMu tiada batasnya, Tuhan. Kami mengangkat tangan kami, tanda bahwa kami ingin berada dekat dengan pribadiMu."
Narasi juga bisa ditujukan kepada jemaat.
Misal, "Shalom, pagi hari ini adalah pagi yang luar biasa untuk kita menyembah Tuhan bersama."
"Mari salam kanan kiri anda, katakan, Tuhan Yesus baik."
"Sebab Dia adalah Allah yang layak kita tinggikan. Yang setuju boleh beri tepuk tangan dan sorak-sorai bagi Dia."
Kalian bisa memadukan 2 hal ini. Ada kalanya kita bernarasi bagi Tuhan, ada kalanya bagi jemaat.
4. HARUS SESUAI TEMA
Sebelum baca di poin ini, sebaiknya kalian baca dulu tulisan saya ini ↓
https://belajarpaw.blogspot.co.id/2018/04/ilmu-worship-leader-fungsi-wl-dan-tema.html
Sering banget seorang WL bernarasi nggak sesuai tema nih. Lagunya tema apa, narasinya selalu pake kalimat "Saya percaya bla bla bla."
Kalau tema lagunya tentang iman/percaya sih nggak masalah kita pakai kalimat itu. Tapi nggak semua lagu dan semua tema bisa menggunakan kata-kata "Saya percaya"
Mari sesuaikan setiap kalimat yang kita ucapkan dengan tema yang kita bawa ya.
Cara melatih bernarasi
- Miliki 1 buku khusus untuk corat-coret narasi.
- Sering-seringlah baca kitab Mazmur, lalu ubah ke kalimat narasi.
Misal Mazmur 3 : 4 kita ubah menjadi, "Sebab Engkau Tuhan perisai dan tempat perlindungan kami. Untuk itu kami tidak akan gentar, sebab Engkau bersama dengan kami." - Cari persamaan makna setiap kata yang kita gunakan.
Misal kita memilih tema pengagungan, kita bisa memakai kata-kata pengagungan. Memuji, menyembah, mengagungkan, meninggikan, memasyurkan, memuliakan, dll. - Kembangkan 5W1H (What, Why, Who, When, Where, How).
Misal,
(Who) Siapa yang kita sembah,
(Why) Mengapa kita menyembah Dia,
(What) Apa yang dikerjakanNya sehingga kita menyembah Dia,
(How) Bagaimana cara kita menyembah Dia.
Menjadi :
Kami menyembah Tuhan, sebab Engkau Allah yang baik, pertolonganMu dalam kehidupan kami begitu dahsyat, untuk itu kami mau mengangkat tangan kami dan menyembahMu.
Dan masih banyak lagi contoh yang bisa dibuat, asal kalian rajin berlatih dengan menulis. Kalau saya sih sampai sekarang masih sering buat catatan kecil setiap kali saya bertugas sebagai WL. Saya catat semua poin yang akan saya bicarakan. Jadi setiap narasi yang saya ucapkan nggak asal dan sembarangan, jadi lebih terarah dan punya tujuan yang jelas.
Jangan malu untuk bawa catatan kecil ya, guys.
Segitu dulu ya. Kalo kalian masih kurang jelas atau ada yang mau ditanyain, jangan sungkan buat tanya di komentar atau DM saya di instagram @fionhenry atau @paw_learning
Selamat belajar dan berlatih. Gbu.
terimakasih infonya kak, sangat berguna bagi WL pemula seperti saya
BalasHapusTerimakasih banyakk kebetulan saya baru baru menjadi wl, ini bisa menjadi contoh buat saya. Gbu
BalasHapusTq bnget ka berguna bngettt
BalasHapusTrimakasih kak.. Sangat bermanfaat bagi saya untuk lebih baik lagi ketika WL
BalasHapusMakasih ka
BalasHapusTrima kasih ka ..
BalasHapusTerimakasih atas ilmunya kak
BalasHapussangat membantu saya untuk menjadi WL yang lebih baik lagi
Tuhan berkati.... :))))
Terimakasih buat masukannya... Tuhan Yesus memberkati...
BalasHapusTerimakasih kak liar biasa dan sngat bermanfaat bagi sya pemula
BalasHapusKomentarnya kok bot semua???
BalasHapusTrimakasih bnyak sngat membantu saya😊😊😊
BalasHapusTrimakasih k..😇🙏
BalasHapus